![]() |
PIK-R SEKARTAJI SMK NEGERI 3 KEDIRI |
GENERASI EMAS PENERUS BANGSA
Generasi emas adalah penerus bangsa yang pada periode
tersebut adalah sangat produktif,sangat berharga dan sangat bernilai, sehingga
perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas menjadi insan yang
berkarakter, insan yang cerdas, dan insan yang kompetitif, serta menjadi bonus
demografi. Generasi berkarakter menentukan kulitas moral dan arah dari setiap
generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku. Karena karakter
merupakan bagian integral yang harus dibangun,agar generasi muda sebagai
harapan bangsa,sebagai penerus bangsa yang akan menentukan masa depan harus
memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar
dalam upaya membangun bangsa. Generasi emas memiliki kecerdasan yang tinggi,
akan mampu memanipulasi unsur-unsur kondisi yang dihadapi untuk sukses mencapai
tujuan. dengan Kemampuan,yaitu karakteristik diri individu yang ditampilkan
dalam bentuk perilaku untuk memenuhi kebutuhan atau tuntutan tertentu.
Manipulasi, yaitu perilaku aktif dan disengaja untuk melihat dan
mengorganisasikan dalam membentuk hubungan antar unsur yang ada dalam suatu
kondisi. Unsur-unsur,yaitu hasil pemilahan atau pemisahan atas bagian-bagian
dari suatu kesatuan tertentu. Tujuan, yaitu kondisi yang diharapkan terjadi
melalui penampilan kemampuan dalam bentuk usaha. Sukses adalah kondisi yang
unsur-unsurnya sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Sedangkan generasi
kompetitif akan mampu mencapai keunggulan, memiliki daya saing dengan
bangsa-bangsa lain, dan akan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa
Indonesia. Akan menjadi bangsa dan negara yang besar, kuat, disegani dan
dihormati keberadaannya di tengah-tengah bangsa di dunia.
B.
Pendidikan Sebagai Investasi Sumber Daya Manusia.
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang harus
dikelola dengan baik agar berkualitas sehingga menjadi bonus demografi. Oleh
karena itu pada periode tersebut harus dijadikan sebagai periode investasi
besar-besaran di bidang sumber daya manusia untuk membangkitkan generasi emas
Indonesia. Investasi sumber daya manusia akan dapat diwujudkan melalui peran
strategis pembangunan bidang ppendidikan dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan
suatu investasi SDM (human capital investment) sehingga mampu menciptakan iklim
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk turut andil atau berperan
serta dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Agar dapat memberikan
kontribusi itu setiap warga negara harus mengembangkan dirinya agar menjadi
produktif sehingga dapat lebih bernilai baik secara ekonomi dan non-ekonomi.
Pendidikan merupakan sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan
kesejahteraan, mencerdaskan bangsa, serta meningkatkan harkat dan martabat
sekaligus membangun peradaban yang unggul. Dengan perannya yang sangat penting
itu,kita harus membuka akses seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat,mulai dari
jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai pendidikan tinggi (PT).Generasi
emas yang produktif merupakan wujud dari manusia yang berkualitas, yang
berkembang secara utuh dalam menyelenggarakan kehidupannya secara berguna bagi
manusia lain dan lingkungannya. Manusia produktif adalah manusia yang mampu
mengembangkan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan yang
terkait dengan masa depan. Pendidikan mengupayakan pengembangan segenap potensi
individu secara optimal pada setiap tahap perkembangan, dan berperan aktif
dalam pembentukan manusia produktif. Pengembangan ini akan dilengkapi dan
meningkatkan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan dengan
pengembangan nilai dan sikap.
C.
Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Sumber daya manusia yang tinggi dapat mempercepat
pertumbuhan bangsa. Dengan jumlah penduduk yang besar apabila tidak diikuti
dengan kualitas yang memadai, hanya akan menjadi beban pembangunan. Kualitas
penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan maupun kelompok
berdasarkan tingkat kemajuan yang telah dicapai. Agar menjadi sumber daya yang
maju penduduk harus mempunyai kualitas yang memadai sehingga dapat menjadi
modal pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan kualitas, jumlah
penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan beban pembangunan.
Ada beberapa faktor penentu kualitas sumber daya manusia
yaitu:
1.
Pendidikan.
Masalah yang dihadapi di Indonesia adalah putus sekolah
yang tinggi. Dengan biaya yang relatif mahal tidak dapat di jangkau oleh
penduduk terutama penduduk yang mempunyai penghasilan rendah, minat
menyekolahkan masih sangat rendah, terutama di daerah-daerah pedesaan
terpencil, seorang anak masih di anggap sebagai salah satu komoditas atau unit
ekonomi keluarga. Banyak anak usia sekolah daripada di sekolahkan lebih baik
depekerjakan untuk membantu orang tuanya. Sarana dan prasarana pendidikan yang
belum memadai dan proporsional terutama untuk sekolah lanjutan (SMP dan SMA),
rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru dan rendahnya
kesejahteraan guru.
2. Kesehatan.
Kesehatan mempengaruhi terhadap tingkat produktifitas
artinya makin banyak penduduk yang sakit maka akan semakin rendah kualitas
penduduk berdasarkan tingkat kesehatan
3.
Ekonomi.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dalam perubahan
perekonomian. Dalam artian bagaimana menciftakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi. Saat ini
bukan saatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan kekuatan asing.
Tetapi sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan
potensi sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan sumber daya manusia yang
tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional.
D. Upaya
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
1.
Pendidikan transformatif.
menjadikan pendidikan sebagai penggerak perubahan dari
masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju
selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu
perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiaannya kurang berkembang menuju
masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya
secara optimal. Bahkan pada era sekarang ini,trasformasi berjalan dengan sangat
cepat yang kemudian mengantarkan masyarakat Indonesia pada masyarakat berbasis
pengetahuan.
2.
Pendidikan antisipatif.
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
mengarungi kehidupan di masa depan. Dengan istilah antisipatif mengingatkan
bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan, hendaknya melihat jauh ke depan. Maka
dalam merancang perubahan pendidikan,
tidak hanya memikirkan kebutuhan generasi sekarang, tetapi melihat jauh ke
depan, memikirkan apa yang akan dihadapi anak dan cucu kita di masa depan.
Antisipasi jauh ke depan sangat penting mengingat bahwa dalam zaman modern ini
perubahan kehidupan ekonomi, sosial, dan politik terjadi dengan sangat cepat.
Ini akibat dari cepatnya perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan antisipatif sangat tepat untuk
diterapkan pada masa sekarang ini dalam rangka membekali peserta didik sebagai
generasi emas untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan kompetitif.
E.. GENERASI
EMAS 2045
Generasi Emas 2045 Indonesia di tahun 2045, 31 tahun
lagi, dari berbagai sumber dikatakan memiliki “bonus” demografi yang terus
berlanjut dan akan berkontribusi atau sebaliknya berbencana pada berbagai
sektor. Salah satu kontribusi bonus tersebut adalah pada sektor pertumbuhan
ekonomi yang akan mengalami masa kejayaan, seperti ungkapan bahwa “In 2045
Indonesia better than Brazil and China” (Sugiharto, 2012). Bonus demografi di
tahun 2045 akan berkontribusi atau berbencana menjadi semakin nyata, tergantung
bagaimana kita menyiapkan generasi saat ini yang 31 tahun lagi akan pengisi era
itu. Jika dimulai saat ini, 2013/2014, maka merekalah yang pada saat itu
berusia 30 hingga 40 tahun yang disebut mencapai usia produktif, generasi emas.
Harapan terhadap generasi emas 2045 merupakan jawaban terhadap fenomena
Paradok-sial tentang Indonesia. Fenomena ini dikemukakan oleh Prof. BJ Habibie
pada Silaknas di Kendari pada tahun 2011 (Sugiharto, 2012), bahwa:
a) Kita kaya tapi
miskin, yaitu SDA melimpah tapi miskin penghasilan,
b) Kita besar tapi
kerdil, amat besar wilayah dan penduduknya tapi kerdil dalam produktivitas dandaya saing,
a) Kita kuat tapi
lemah, kuat dalam anarkisme tapi lemah dalam tantangan global, dan
b) Kita indah tapi
buruk, indah dalam potensi dan prospeknya namun buruk dalam pengelolaannya.
Mengapa demikian, menurut beliau, karena kita terjangkit
“Penyakit Orientasi” yang lebih:
1) mengandalkan SDA ketimbang SDM,
2) berorientasi jangka pendek daripada jangka panjang,
3) mengutamakan citra daripada karya nyata,
4) melirik makro daripada mikro,
5) mengandalkan cost added daripada value added,
6) berorientasi pada neraca pembayaran dan perdagangan
daripada neraca jam kerja,
7) menyukai jalan pintas, (korupsi, kolusi, penyelewengan
dsb.) daripada kejujuran dan kebajikan, dan
8) menganggap jabatan (power) sebagai tujuan daripada
sebagai sarana untuk mencapai tujuan (power centered rather than
accountable/amanah)
Kesialan atau keuntungan yang akan kita hadapi tidak
dapat dihindari atau diraih tanpa usaha keras. Layaknya, nasib sial bangsa ini
tidak akan berubah tanpa bangsa ini sendiri berusaha untuk mengubahnya. Kita
wajib menghindari sial untuk meraih untung
dengan mengubah pandangan kita terhadap bonus demografi
menjadi sebuah tantangan. Untuk menghadapi tantangan 2045, Sugiharto (2012)
menawarkan delapan langkah, yaitu: (a) Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
Ekstrim, (b) Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, (c) Mendorong Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan, (d) Perempuan Menurunkan Angka Kematian Anak, (e)
Meningkatkan Kesehatan Ibu, (f) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit
Menular Lainnya, (g) Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan (h)
Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan. Dari kedelapan langkah
tersebut, terdapat satu langkah penting yang bagi medan pendidikan merupakan
kesempatan emas untuk berpartisipasi memanfaatkan bonus demografi menjadi
sebuah tantangan, yaitu “Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua”. Langkah
mencapai pendidikan dasar untuk semua dapat diartikan, bahwa semua warga negara
yang akan berada pada tahun 2045 harus disiapkan sejak saat ini dengan bekal
pendidikan dasar yang bermutu. Pendidikan dasar yang bermutu, yaitu pendidikan
dasar yang mampu membekali generasi emas kita mengubah kesialan menjadi
keuntungan. Generasi emas kita dengan berbekal pendidikan dasar yang bermutu
diharapkan mampu mengubah paradok-sial, yaitu generasi yang mampu mewujudkan
bangsa ini sungguh-sungguh: kaya karena memiliki SDA yang melimpah, besar
karena memiliki wilayah dan pendudukyang besar dengan produktivitas dan daya
saing yang besar pula, kuat menghadapi tantangan global, dan indah
pengelolaanya sehingga indah pula potensi dan prospeknya. Untuk mendukung
terwujudnya pendidikan dasar yang bermutu, maka diantaranya kita: harus
mengandalkan SDM yang bermutu, berorientasi jangka panjang, mengutamakan karya
nyata, mengandalkan value added, menyukai kejujuran dan kebajikan, dan
menganggap jabatan sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau amanah yang
dimintai pertanggungjawaban di depan sang Khalik kelak di akhirat. Momen
mengubah bangsa ini menjadi kaya, produktif dan daya saing besar, kuat, serta
indah potensi dan prospeknya melalui pendidikan dapat dilakukan diantaranya
dengan menyempurnakan curriculum and instruction. Curriculum and instruction
atau kurikulum dan pembelajaran, bukan bermaksud mengisolasi arti pendidikan
yang luas, merupakan program dan metode untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, wajar jika penyempurnaan KTSP menjadi Kurikulum 2013 bernuansa
untuk membekali Generasi Emas 2045 dengan pendidikan dasar yang bermutu.
Anda baru saja membaca
0 komentar:
Posting Komentar