Indonesia memiliki lebih dari 255 juta
penduduk, dan dengan bonus demografi yang diprediksikan akan terjadi pada tahun
2020-2030, tentunya Indonesia akan memiliki banyak sekali penduduk berusia
produktif. Dan “katanya” jumlah penduduk produktif yang besar tersebut akan
meningkatkan ekonomi negara ini. Ya, jika dimanfaatkan dengan benar akan
menguntungkan Indonesia. Namun, jumlah saja tidak akan bisa membuat
perekonomian Indonesia meningkat, juga tidak akan meningkatkan kualitas
ketenagakerjaan Indonesia. Bukankah percuma memiliki banyak sumber daya manusia
jika sebagian besar dari mereka hanya bekerja
kasar dengan upah rendah?
Jadi, bagaimana cara
agar Indonesia bisa meningkatkan kualitas ketenagakerjaan yang juga akan
meningkatkan ekonomi negara ini? Salah satu caranya adalah kita harus merubah
pola pikir dan etos kerja masyarakat kita. Apa yang salah dengan pola pikir dan
etos kerja masyarakat kita? Pertama, pola pikir. Sebagian besar masyarakat
Indonesia selalu berpikir mau bekerja dimana setelah lulus sekolah. Jarang ada
yang berpikir untuk mendirikan usahanya sendiri. Inilah pola pikir yang harus
diubah. Memang tidak ada yang salah dengan menjadi seorang karyawan. Namun,
apakah kita semua hanya ingin menjadi karyawan? Tidakkah kita berpikir untuk
menjadi lebih dari itu? Apakah kita hanya bisa menjadi seorang karyawan, office boy, dan semacamnya, sementara
bos kita adalah orang asing? Jangan hanya berpikir untuk menjadi pekerja,
berpikirlah untuk menjadi yang mempekerjakan! Berpikirlah untuk menjadi seorang
bos! Seorang pemimpin! Sebanyak-banyaknya gaji yang diterima seorang karyawan
akan jauh lebih besar pendapatan seseorang yang menggajinya.
Kita contoh saja Tiongkok, negara dengan
jumlah penduduk terbesar di dunia. Mereka memiliki ekonomi yang bahkan
menyaingi Amerika Serikat. Bagaimana bisa? Padahal yang kita tahu Tiongkok
sering membuat barang-barang “KW” alias tiruan. Bagaimana ekonomi Tiongkok bisa
menyaingi Amerika Serikat? Karena pola pikir mereka adalah menjadi pengusaha,
menjadi seorang bos. Bukan menjadi karyawan. Sebagian besar orang tua di Tiongkok
mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi pengusaha, dari usaha kecil seperti
industri rumahan sampai usaha-usaha besar. Mengapa kita tidak bisa memiliki
pola pikir seperti itu?
Bagaimana dengan etos kerja? Menurut Jansen
Hulman Sinamo yang menjabat sebagai Direktur Utama Institut Dharna Mahardika, negara
Jepang yang terkenal dengan etos Samurainya, sebagian besar masyarakatnya
memiliki sikap yang benar, bertanggung jawab, berani, santun (hormat), tulus,
bersungguh-sungguh, dan bekerja keras. Sedangkan masyarakat di Jerman disebutkan sebagian besar bertindak
rasional, disiplin tinggi, selalu bekerja keras, berorientasi pada kesuksesan
material, tidak mengumbar kesenangan, hemat, dan gemar berinvestasi.
Bagaimana dengan etos kerja Indonesia? Jansen
Hulman Sinamo mengutip dari sebuah buku yang ditulis oleh Mochtar Lubis yang
berjudul ‘Manusia Indonesia’. Dalam buku tersebut, etos kerja sebagian orang
Indonesia digambarkan hiprokrit (munafik), gemar berpura-pura dan apa yang
diucapkan tidak sesuai dengan apa yang ada di hatinya. Selain itu, orang
Indonesia juga digambarkan kurang suka bertanggung jawab dan selalu berusaha
mencari kambing hitam. Bukan bermaksud untuk mengagung-agungkan negara lain dan
menjelek-jelekkan negara sendiri. Namun kita harus bisa mencontoh negara-negara
maju tersebut agar bisa meningkatkan negara kita!
Jadi, bagaimana cara
kita meningkatkan etos kerja kita?
-Tumbuhkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
- Jadilah diri anda sendiri
-Berani untuk memulai
- Jangan takut untuk gagal
-Rubahlah kegagalan menjadi sukses
- Menghargai waktu
- Jangan cepat merasa puas
-Kosentrasikan diri pada pekerjaan
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
- Jadilah diri anda sendiri
-Berani untuk memulai
- Jangan takut untuk gagal
-Rubahlah kegagalan menjadi sukses
- Menghargai waktu
- Jangan cepat merasa puas
-Kosentrasikan diri pada pekerjaan
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
Jika masyarakat Indonesia bisa merubah pola pikir dan etos kerja mereka
menjadi lebih baik, ekonomi negara ini akan semakin membaik dan bukan tidak
mungkin Indonesia akan bisa menjadi negara maju.
Anda baru saja membaca
0 komentar:
Posting Komentar